Rabu, 23 November 2011

Logika untuk Membangun Filsafat

Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Sedangkan filsafat itu sendiri merupakan suatu kegiatan olah piker. Oleh karena itu, tentu terdapat suatu keterkaitan antara logika dan filsafat.
Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.
Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran. Demikian halnya dalam pembelajaran matematika. Perlu diketahui bahwa hakekat matematika yang tidak tunggal, maka dalam hal ini logika sangat diperlukan sekali dalam mencari kebenaran dalam matematika.
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif yaitu penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif, yaitu penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Dengan menggunakan logika, ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh antara lain yaitu (1) membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren. (2) Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif, (3) menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri, (4) memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis, (5)meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan, serta kesesatan, (6)mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian, (7) terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa ), (8) apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
Denga demikian, dengan menggunakan logika kita dapat mempelajari dan membangun filsafat secara logis, sistematis, mensintesis tesis dan tesis, analitis, sehingga kita dapat meningkatkan dimensi kita dalam kaidah ruang dan waktu yang sesuai, dengan tetap menyertakan hati sebagai komandan dalam setiap langkah kita.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

Tidak ada komentar: